Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mengawinkan tanaman

By: murniramli

Salah satu keahlian yang saya pelajari di IPB adalah mengawinkan tanaman, yang nama kerennya disebut plant breeding. Sebenarnya kata breeding memiliki makna yang lebih luas tidak sekedar mengawinkan, tapi sama seperti manusia yang akan menikah, harus memilih bobot, bibit, bebet 
Mengawinkan tanaman bisa dilakukan dengan dua cara, melalui perkawinan yang tradisional atau yang modern. Saya mempelajari lumayan banyak yang tradisional, tetapi tidak menekuni langsung yang modern (rekayasa genetika).
Dalam pemuliaan tanaman, kegiatan mengawinkan adalah tahap pertengahan setelah proses pencarian dan seleksi. Secara sederhana tahapan dalam pemuliaan tanman (plant breeding) adalah :
1. Mengoleksi tetua, yaitu induk jantan dan induk betina. Para tetua yang dikumpulkan harus mempunyai keragaman yang luas, misalnya tidak boleh mengumpulkan induk yang bagus-bagus saja sifatnya, tapi harus mencari pula induk yang buruk kualitasnya. Mengapa demikian ?  Dalam ilmu genetika, tetua yang karakter atau kekeluargaannya berdekatan akan menghasilkan turunan yang mutunya tidak akan melampaui ibu bapaknya, tapi kemungkinan akan sama saja atau malah lebih jelek. Teori ini sama dengan mengawinkan manusia, bukan ?
Dalam ajaran Islam juga ditegaskan untuk mencari calon istri/suami yang jauh kekerabatannya.
2. Seleksi tetua. Induk-induk yang sudah dikumpulkan selanjutnya perlu diseleksi. Seleksi tentu saja dilakukan dengan pengujian, misalnya jika arah pemuliaan adalah untuk mencari tanaman yang tahan penyakit A, maka seleksi dengan cara menguji semua tanaman induk, apakah ada yang tahan terhadap penyakit A, dan memiliki karakter lain yang dinilai baik untuk konsumsi manusia. Misalnya jangan memilih induk yang tahan penyakit, tapi sekaligus mempunyai gen yang menghasilkan racun 
3. Mengawinkan. Induk-induk yang sudah diuji, dipilih yang mana yang akan menjadi tetua jantan dan yang mana yang akan menjadi tetua betina. Setelah itu dikawinkanlah dengan cara seperti yang sudah kita pelajari di pelajaran Biologi, pertemukan serbuk sari dengan putik.
Cara mengawinkan ada bermacam-macam. Ada yang dengan menggunakan bantuan serangga, ada yang dikawinkan satu-satu, ada yang disemprotkan serbuk sarinya, dll.
4. Memanen. Berhasil tidaknya perkawinan itu baru bisa diketahui setelah buah/biji terbentuk. Pertama, buah yang dihasilkan dari perkawinan tetua jantan dan betina dipanen, lalu bijinya ditanam.
5. Mengecek keturunan. Tanaman yang tumbuh dari biji yang ditanam itulah dia keturunan yang mencerminkan karakter ayah dan ibunya. Kalau dia tidak mencerminkan karakter ayah dan ibunya atau perpaduannya, maka dianggaplah dia anak liar  maksudnya mungkin dia terlahir dari induk yang lain (ini bisa terjadi pada tanaman yang serbuk sarinya ringan seperti jagung), atau mungkin juga karakter lain itu muncul karena hasil mutasi di alam. Pengecekan keturunan berlangsung beberapa generasi sampai ditemukan keturunan yang sifatnya fix.
6. Memperbanyak benih. Jika sudah didapati keturunan yang fix, jelas kedua induknya, maka dilakukanlah produksi benih besar-besaran, yang akan dijual kepada petani pengguna.
7. Jangan lupa sebelum memproduksi secara besar-besaran, daftarkan akte kelahiran anak di kelurahan setempat maksudnya buatlah publikasi dan daftarkan penemuan anda, atau kalau tidak ingin rugi patenkanlah.
Demikianlah…
Kelihatannya gampang memang, tapi prosesnya butuh waktu yang lama dan http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fmurnijapan.wordpress.com%2F2008%2F12%2F28%2Fmengawinkan-tanaman%2F&ei=OawpUcrYFcvNrQezvoGIAw&usg=AFQjCNFQE_3fx-NCeXECLJCyFlrZbuCvVw&sig2=xRdF2XBGrRqAOUYU_vl_wg&bvm=bv.42768644,d.bmkdana yang besar.
Sumber photo:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar